Persatuan Atas Dasar Iman

Oleh | Redaktur sahabat yamima

Sahabat, tahukah kamu bahwa saat pertama kali tiba di kota Madinah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam langsung mempersatukan kaum muslimin dengan tali persaudaraan? Iya, beliau berhasil mempersaudarakan suku Aus dan Khazraj, dua suku besar yang sebelumnya saling bermusuhan dalam waktu yang cukup lama.

Persaudaraan yang dibangun oleh Nabi memang sangat menakjubkan. Ikatan yang belum pernah dikenal dalam sejarah mana pun sebelumnya. Dengan menyandarkan kepada iman, Rasulullah berhasil mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin layaknya saudara kandung sendiri.

Mereka berbeda suku dan bangsa tapi mereka saling mencintai satu sama lain. Kaum Anshar sebagai pribumi di kota Madinah rela berkorban demi mengutamakan (itsar) terhadap kaum muhajirin yang datang dari Makkah.

Demikianlah bentuk persaudaraan yang diharapkan oleh Rasulullah.

Bersatunya dua kaum yang dibangun dengan hal yang bukan hanya bisa dilihat oleh mata saja. 
Walaupun kabilahnya berbeda, bahasanya tak sama, warna kulit beragam rupa, tapi mereka bersaudara dalam ikatan Islam, “Semua orang mukmin adalah bersaudara,” Rasulullah mempersatukan hati mereka dengan iman tanpa memandang perbedaan apapun juga. 
Ternyata tak berhenti hanya sampai disanan, selain mempersaudarakan kedua belah kaum, Rasulullah juga menghapuskan adanya jenjang sosial pada masa itu.

Hal ini terbukti dengan disatukannya kaum bangsawan dengan kaum budak. 
Pamannya, sebagai bangsawan Quraisy, Hamzah bin Abdul Muthalib beliau persaudarakan dengan budaknya, Zaid bin Haritsah. Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Ibnu Rawahah dengan Bilal bin Rabah.

MaasyaaAllah, seperti ini lah sebenar-sebenarnya persatuan. Umat yang bersama tersebab aqidah akan jauh lebih terasa kuat karena menancap langsung dari hati dan sanubari.
Maka efeknya bukan hanya terasa di dunia namun akan sampai ke akhirat.

Demikianlah bagiamana Islam mengatur keterikatan antara satu dengan yang lainnya, begitu indah begitu mempesona Adanya hubungan darah, suku, bahasa, warna kulit, memang bisa menjalin persatuan. 
Tapi itu bukan prinsip utama dalam membangun persaudaraan. Ia hanya penguat semata. 
Prinsip utama tetap berpijak kepada kesamaan aqidah. Lalu timbul pertanyaan.?
bagaimana dengan kita pada hari ini? Sudahkah bersatu karena iman? Seperti yang dikatakan seorang ulama bahwa perbedaan itu fitrah, namun bersatu itu adalah perintah.
Semoga Allah ikat terus hati kita para kaum muslimin.

*_______________________________________________________________________*

Yuk menjadi orang tua asuh untuk menjadi penerus peradaban Islam, untuk 64 mahasiswi yang sedang menimba ilmu di timur tengah.
Info : 0852 1861 6689 Rizal
Atau bisa kunjungi kami di
✒ Sahabatyamima.id
IG : @sahabatyamima
FanPage : Sahabat Yamima
Youtube : Sahabat Yamima Channel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top