Oleh | Baharudin Irpan (kader yamima
Mahasiswa pasca Sarjana Al-Azhar Cairo Mesir
Dalam bahasa arab, lafadz Al-Qur’an (القرآن) diambil dari kata qoroa (قرأ), yang mana lafadz qoroa ini dalam bahasa indonesia bisa diartikan membaca atau mengumpulkan.
Oleh karena itu secara bahasa, Al-Qur’an itu adalah bacaan dan bisa juga diartikan terkumpulnya sebagian huruf atau kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah bacaan.
Adapun secara istilah, Al-Qur’an ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan pelantara Malaikat Jibril yang disampaikan dengan cara tawathur, yang ditulis pada mushaf, yang menjadi ibadah dengan membacanya, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz dan 114 surat. Adapun terkait ayat Al-Qur’an para ulama berbeda pendapat, ada yang menyebutkan jumlahnya ialah 6.666 ayat, ini adalah jumlah yang mudah untuk diingat, tapi sayangnya pendapat ini tidak kuat kebenarannya. Ada juga yang berpendapat bahwa jumlah ayatnya ialah 6.236 ayat, dan ada juga yang mengatakan jumlah bilangan lainnya.
Terlepas dari perbedaan terkait jumlah bilangan tersebut, ada yang lebih penting lagi dari itu yaitu sejauh mana kita membaca, mempelajari, mentadaburi dan hidup bersama ayat-ayat tersebut. Allah swt berfirman :
كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (Q.S. Shad: 29)
Sebagaimana telah disebutkan tadi pada definisi Al-Qur’an bahwasannnya membaca Al-Qur’an itu adalah sebuah ibadah, yang berarti dengannya seorang muslim bisa mendekatkan diri kepada Tuhannya.
Tapi perlu kita ketahui bahwa Al-Qur’an bisa menjadi pemberi syafaat bagi kita dan juga ia bisa memberikan hal yang sebaliknya.
Pada Q.S.Thaha ayat 124 Allah swt menyebutkan bahwasanya orang yang berpaling dari peringatan Allah (Al-Qur’an) maka Allah akan membuat orang tersebut menjalani kehidupan yang sempit dan akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kehidupan yang sempit ini bisa saja ditimpakan kepada orang tersebut saat di dunia, bisa juga ketika di alam kubur dan juga bisa saja ketika di akhirat.
Oleh karena itu, kadang kita dapati ketika ada seorang muslim yang kehidupannya dekat dengan Al-Qur’an dan ia senantiasa bertawakal kepada Allah swt maka bisa kita liat bahwasanya ia berada dalam kehidupan yang baik dan damai, meski terlihat seberapa susah bagaimanapun keadaan duniawinya.
Berbeda dengan seseorang yang ketika menjadikan dunia ini sebagai tujuan utamanya, yang mana pada setiap hari, jam, bahkan menitnya ia selalu memikirkan dunia, maka akan kita dapati kehidupan orang tersebut seperti ada dalam kesempitan dan kegelapan, meski terlihat seberlimpah bagaiamanapun duniawinya.
Adapun kelak ketika di akhirat, Allah swt akan mengumpulkan orang-orang yang melupakan Al-Qur’an tersebut dalam keadaan buta, sebagaimana mereka buta akan Al Qur’an di alam dunia ini, tak memperhatikannya, juga mengabaikan ayat-ayatnya.
Demikianlah balasan dari Allah terhadap orang-orang yang mengabaikan ayat-ayatnya.
Mari Selagi kita masih diberikan nikmat untuk bernafas, marilah kita pergunakan telinga ini untuk mendengarkan lantunan kalam-kalamNya, mata ini untuk melihat keindahan huruf demi huruf ukiran tulisan ayat-ayatNya, dan hembusan nafas ini untuk melafalkan setiap huruf-hurufnya.
Karena jika tak begitu, sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
Wallahu A’lam.
====♡♡===♡♡===
Yuk menjadikan kita ikut support penghapal Alqur’an di timur tengah
Info | 0852 1861 6689
Atau simak kami di
Sahabatyamima.id
Panfage | sahabat yamima