Seringkali seseorang tak perlu berpikir panjang untuk menginfakkan harta. Karena manusia memiliki sifat dasar, yaitu bakhil.
Kedermawanan seseorang teruji saat ia dalam kondisi sempit. Manusia yang paling tulus dan lulus dari ujian ini adalah orang-orang yang hidup semasa dengan Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam.
Suatu ketika ada seorang miskin menemui Aisyah Radhiyallahu anha dan mengemis kepadanya. Tatkala itu Aisyah dalam kondisi puasa, sedangkan di rumahnya tiada apapun kecuali sepotong roti kering.
Aisyah berkata kepada budak perempuannya, “Berikan roti itu kepadanya!”
Si budak menimpali, “Tapi nanti Anda tidak bisa berbuka puasa!”
Aisyah kembali berkata, “(Tidak mengapa). Berikan kepadanya!”
Si budak berkata; aku pun memberikan roti itu.
Si budak melanjutkan; tatkala sore tiba, ada seseorang mengirim hadiah untuk kami, yaitu daging kambing beserta roti yang membungkusnya.
Aisyah pun memanggilku, “Makanlah! Ini lebih enak daripada roti buatanmu.”
(HR. Malik dalam al-Muwaththa’, 2/997)
Sahabat, terkadang seseorang tak menyadari apa yang telah Allah siapkan untuknya. Bisa jadi apa yang Allah simpan untuknya jauh lebih membahagiakan.
Ingatlah, Allah akan berikan yang lebih baik bagi hati yang tulus.
Siapa pemilik hati tulus? Yaitu orang yang tidak menunggu kata “nanti” untuk berbuat baik.
Jangan was-was, hartamu akan terganti dengan lebih baik, dengan ijin Allah.
Redaksi Sahabat Yamima